Minggu, 27 Juli 2014

3 Hal yang Membuat Puasa Kita Menjadi Sia-Sia

Di bulan Ramadhan,setiap muslim memiliki kewajiban untuk menahan hawa nafsu,menjaga rasa lapar dan haus dari fajar sampai matahari terbenam.Tapi ada umat Islam yang sedang berpuasa,namun ia tidak mendapat apa-apa selain rasa haus dan lapar itu sendiri.

tak berarti sia-sia
sumber : http://elvirawihardjan.wordpress.com


Hal ini disampaikan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam :
رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الجُوْعُ وَالعَطَشُ
“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga.” (HR.Ath Thobroniy dalam Al Kabir dan sanadnya tidak mengapa.Syaikh Al Albani dalam Shohih At Targib wa At Tarhib no.1084 mengatakan bahwa hadits ini shohih ligoirihi -yaitu shohih dilihat dari jalur lainnya-)

Kebanyakan puasa menjadi sia-sia karena kurangnya pengetahuan tentang puasa itu sendiri karena yang ia ketahui puasa itu hanyalah menahan haus dan lapar dari terbit fajar sampai matahari terbenam.
berikut beberapa hal yang membuat puasa menjadi sia-sia :

1 Berkata dusta ( berbohong,tidak jujur ).

Dari Abu Hurairah,Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya,maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR.Bukhari no.1903)

Jadi percuma saja kita berpuasa kalaupun kita masih tidak jujur baik perkataan maupun dalam bekerja.Karena dengan demikian puasa kita akan menjadi sia-sia dan tidak bernilai pahala akibat dari kebohongan dan ketidakjujuran kita.

2 Berkata kotor
Dari Abu Hurairah,Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ الأَكْلِ وَالشَّرَبِ ، إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ ، فَإِنْ سَابَّكَ أَحَدٌ أَوْ جَهُلَ عَلَيْكَ فَلْتَقُلْ: إِنِّي صَائِمٌ ، إِنِّي صَائِمٌ
“Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja.Akan tetapi,puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan lagwu dan rofats.Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu,katakanlah padanya,“Aku sedang puasa,aku sedang puasa”.” (HR.Ibnu Majah dan Hakim.Syaikh Al Albani dalam Shohih At Targib wa At Tarhib no.1082 mengatakan bahwa hadits ini shohih)
lagwu : perkataan sia-sia
rofats : perkataan kotor/jelek

Apa yang dimaksud dengan lagwu? Dalam Fathul Bari (3/346),Al Akhfasy mengatakan,
اللَّغْو الْكَلَام الَّذِي لَا أَصْل لَهُ مِنْ الْبَاطِل وَشَبَهه
“Lagwu adalah perkataan sia-sia dan semisalnya yang tidak berfaedah.”
Lalu apa yang dimaksudkan dengan rofats? Dalam Fathul Bari (5/157),Ibnu Hajar mengatakan,
وَيُطْلَق عَلَى التَّعْرِيض بِهِ وَعَلَى الْفُحْش فِي الْقَوْل
“Istilah Rofats digunakan dalam pengertian ‘kiasan untuk hubungan badan’ dan semua perkataan keji.”
Al Azhari mengatakan,
الرَّفَث اِسْم جَامِع لِكُلِّ مَا يُرِيدهُ الرَّجُل مِنْ الْمَرْأَة
“Istilah rofats adalah istilah untuk setiap hal yang diinginkan laki-laki pada wanita.” Atau dengan kata lain rofats adalah kata-kata porno.

Dizaman sekarang,kata-kata kotor bagi sebagian orang sangat mudah sekali untuk diucapkan.maka dari itu kita sebagai umat Muslim haruslah mampu menjaga perkataan di saat berpuasa.

3 Jauhi Pula Berbagai maksiat
Ingatlah bahwa puasa bukanlah hanya menahan lapar dan dahaga saja,namun hendaknya seorang yang berpuasa juga menjauhi perbuatan yang haram.Perhatikanlah petuah yang sangat bagus dari Ibnu Rojab Al Hambali berikut:
“Ketahuilah,amalan taqarrub (mendekatkan diri) pada Allah ta’ala dengan meninggalkan berbagai syahwat yang mubah ketika di luar puasa (seperti makan atau berhubungan badan dengan istri,-pen) tidak akan sempurna hingga seseorang mendekatkan diri pada Allah dengan meninggalkan perkara yang Dia larang yaitu dusta,perbuatan zholim,permusuhan di antara manusia dalam masalah darah,harta dan kehormatan.” (Latho’if Al Ma’arif,1/168,Asy Syamilah)
Jabir bin ‘Abdillah menyampaikan petuah yang sangat bagus:
“Seandainya kamu berpuasa maka hendaknya pendengaranmu,penglihatanmu dan lisanmu turut berpuasa dari dusta dan hal-hal haram serta janganlah kamu menyakiti tetangga.Bersikap tenang dan berwibawalah di hari puasamu.Janganlah kamu jadikan hari puasamu dan hari tidak berpuasamu sama saja.” (Lihat Latho’if Al Ma’arif,1/168,Asy Syamilah)
Itulah sejelek-jelek puasa yaitu hanya menahan lapar dan dahaga saja,sedangkan maksiat masih terus dilakukan.Hendaknya seseorang menahan anggota badan lainnya dari berbuat maksiat.Ibnu Rojab mengatakan,
أَهْوَنُ الصِّيَامُ تَرْكُ الشَّرَابِ وَ الطَّعَامِ
“Tingkatan puasa yang paling rendah hanya meninggalkan minum dan makan saja.”
Itulah puasa kebanyakan orang saat ini.Ketika ramadhan dan di luar ramadhan,kondisinya sama saja.Maksiat masih tetap jalan.Betapa banyak kita lihat para pemuda-pemudi yang tidak berstatus sebagai suami-istri masih saja berjalan berduaan.Padahal berduaan seperti ini telah dilarang dalam sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,namun hal ini tidak diketahui dan diacuhkan begitu saja oleh mereka.
Dari Ibnu Abbas,Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ إِلاَّ مَعَ ذِى مَحْرَمٍ
“Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita kecuali jika bersama mahramnya.” (HR.Bukhari,no.5233)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
أَلاَ لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ لاَ تَحِلُّ لَهُ ، فَإِنَّ ثَالِثَهُمَا الشَّيْطَانُ ، إِلاَّ مَحْرَمٍ
“Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita yang tidak halal baginya karena sesungguhnya syaithan adalah orang ketiga di antara mereka berdua kecuali apabila bersama mahromnya.(HR.Ahmad no.15734.Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan hadits ini shohih ligoirihi –shohih dilihat dari jalur lain-)
Apalagi dalam pacaran pasti ada saling pandang-memandang.Padahal Nabi kita –shallallahu ‘alaihi wa sallam- telah memerintahkan kita memalingkan pandangan dari lawan jenis.Namun,orang yang mendapat taufik dari Allah saja yang bisa menghindari semacam ini.Dari Jarir bin Abdillah,beliau mengatakan,
سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ نَظَرِ الْفُجَاءَةِ فَأَمَرَنِى أَنْ أَصْرِفَ بَصَرِى.
Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang pandangan yang cuma selintas (tidak sengaja).Kemudian Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan kepadaku agar aku segera memalingkan pandanganku.(HR.Muslim no.5770)
Kalau di luar Ramadhan,perbuatan maksiat semacam ini saja jelas-jelas dilarang maka tentu di bulan Ramadhan lebih tegas lagi pelarangannya.

Bagaimana?apakah selama anda berpuasa masih melakukan 3 hal tersebut?jika ia maka perbaikilah puasa anda nantinya untuk kedepan dan puasa disini dimaksudkan bukan hanya puasa pada bulan ramadhan namun untuk puasa lainnya seperti puasa sunat.

dikutip dari http://muslim.or.id/ramadhan/janganlah-buat-puasamu-sia-sia.html dengan sedikit perubahan

Minggu, 20 Juli 2014

Apa itu Iktikaf?

Tak terasa bulan Ramadhan tinggal beberapa hari lagi atau lebih kurang 1 minggu lagi.Seperti ang sudah kita ketahui,dibulan ramadhan kita dituntut untuk meningkatkan ibadah kita kepada Allah dan berusaha mencari pahala sebanyak-banyaknya karena dibulan Ramadhan lah pahala dilipat-gandakan.

http://www.pathtojannah.com
Momen disaat sekarang pastinya akan banyak dimanfaatkan umat Muslim untuk melaksanakan yang namanya Iktikaf.

Sesuai dengan hadist yang ada :
Dari Abu Hurairah, ia berkata,
كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يَعْتَكِفُ فِى كُلِّ رَمَضَانَ عَشْرَةَ أَيَّامٍ ، فَلَمَّا كَانَ الْعَامُ الَّذِى قُبِضَ فِيهِ اعْتَكَفَ عِشْرِينَ يَوْمًا
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa beri’tikaf pada bulan Ramadhan selama sepuluh hari.Namun pada tahun wafatnya, Beliau beri’tikaf selama dua puluh hari”.
Waktu i’tikaf yang lebih afdhol adalah di akhir-akhir ramadhan (10 hari terakhir bulan Ramadhan) sebagaimana hadits ‘Aisyah,ia berkata,

أَنَّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللَّهُ ، ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf pada sepuluh hari yang akhir dari Ramadhan hingga wafatnya kemudian isteri-isteri beliau pun beri’tikaf setelah kepergian beliau.”


Pertanyaannya apakah itu Iktikaf?serta bagaimana cara melakukannya?apa saja ketentuannya?berikut akan disampaikan seputar Iktikaf yang saya kutip dari beberapa sumber internet.

Secara agama Islam,Iktikaf adalah berdiam diri di dalam masjid dalam rangka untuk mencari keridhaan Allah SWT dan mengintrospeksi diri atas perbuatan-perbuatannya.Orang yang sedang beriktikaf disebut juga mutakif.
Sesuai dengan pengertiannya,Iktikaf haruslah dilakukan sungguh-sungguh yaitu dengan cara mengintrospeksi diri.Jangan sampai iktikaf yang kita lakukan tidak memberi kita manfaat.

Untuk pelaksanaan Iktikaf,harus dilakukan didalam Masjid dan boleh dilakukan dimasjid manapun.

Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala,

وَلَا تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنْتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ
“(Tetapi) janganlah kamu campuri mereka sedang kamu beri’tikaf dalam masjid”(QS. Al Baqarah: 187).
 Didalam melakukan iktikaf,kita harus memenuhi syarat-syaratnya juga yaitu :

  1. Muslim
  2. Niat
  3. Baligh/Berakal
  4. Suci dari hadats (junub),haid dan nifas
  5. Dilakukan di dalam masjid

Jika ingin beri’tikaf selama 10 hari terakhir bulan Ramadhan,maka seorang yang beri’tikaf mulai memasuki masjid setelah shalat Shubuh pada hari ke-21 dan keluar setelah shalat shubuh pada hari ‘Idul Fithri menuju lapangan.

Hal ini sebagaimana terdapat dalam hadits ‘Aisyah, ia berkata,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَعْتَكِفُ فِى كُلِّ رَمَضَانَ ، وَإِذَا صَلَّى الْغَدَاةَ دَخَلَ مَكَانَهُ الَّذِى اعْتَكَفَ فِيهِ – قَالَ – فَاسْتَأْذَنَتْهُ عَائِشَةُ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam biasa beri’tikaf pada bulan Ramadhan. Apabila selesai dari shalat shubuh, beliau masuk ke tempat khusus i’tikaf beliau. Dia (Yahya bin Sa’id) berkata: Kemudian ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha meminta izin untuk bisa beri’tikaf bersama beliau, maka beliau mengizinkannya.”
Namun para ulama madzhab menganjurkan untuk memasuki masjid menjelang matahari tenggelam pada hari ke-20 Ramadhan.Mereka mengatakan bahwa yang namanya 10 hari yang dimaksudkan adalah jumlah bilangan malam sehingga seharusnya dimulai dari awal malam.

Hal-hal yang diperbolehkan didalam Iktikaf :


  1. Keluar dari tempat iktikaf untuk mengantar istri, sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah saw terhadap istrinya Sofiyah ra. (HR. Riwayat Bukhari dan Muslim)
  2. Menyisir atau mencukur rambut, memotong kuku, membersihkan tubuh dari kotoran dan bau badan.
  3. Keluar untuk keperluan yang harus dipenuhi, seperti membuang air besar dan kecil, makan, minum (jika tidak ada yang mengantarkannya), dan segala sesuatu yang tidak mungkin dilakukan di masjid, tetapi ia harus segera kembali setelah menyelesaikan keperluannya .
  4. Makan, minum, dan tidur di masjid dengan senantiasa menjaga kesucian dan kebersihan masjid ( diluar bulan Ramadhan )
  5. menemui tamu di masjid untuk hal-hal yang diperbolehkan dalam agama

Hal-hal yang membatalkan iktikaf :

  1. Meninggalkan masjid dengan sengaja tanpa keperluan yang dikecualikan walaupun sebentar.
  2. Murtad ( keluar dari agama Islam )
  3. Hilangnya akal, karena gila atau mabuk
  4. Haid atau nifas
  5. Bersetubuh dengan istri,akan tetapi memegang tanpa syahwat,tidak apa-apa sebagaimana yang dilakukan Nabi dengan istri- istrinya.
  6. Pergi salat Jumat (bagi mereka yang membolehkan iktikaf di surau yang tidak digunakan untuk salat Jumat).


Meski Iktikaf banyak dilakukan pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan,namun iktikaf juga dapat dilakukan dibulan lainnya.Hanya saja waktu afdol untuk Iktikaf adalah pada 10 hari terakhir Ramadhan.

Dari Abu Hurairah, ia berkata,
كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يَعْتَكِفُ فِى كُلِّ رَمَضَانَ عَشْرَةَ أَيَّامٍ ، فَلَمَّا كَانَ الْعَامُ الَّذِى قُبِضَ فِيهِ اعْتَكَفَ عِشْرِينَ يَوْمًا
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa beri’tikaf pada bulan Ramadhan selama sepuluh hari. Namun pada tahun wafatnya, Beliau beri’tikaf selama dua puluh hari”

Dikutip dari http://muslim.or.id/ramadhan/panduan-itikaf-ramadhan.html serta http://id.wikipedia.org/wiki/Iktikaf dengan sedikit perubahan dan gaya penulisan berbeda.

Kamis, 18 Juli 2013

yang dianjurkan saat berpuasa


sunnah puasa


Sunnah Puasa adalah segala sesuatu yang dianjurkan oleh nabi Muhammad SAW.Sunnah tidak sama dengan wajib.Sunnah hanya bersifat anjuran dan apabila ditinggalkan tidak berdosa.Tapi sunnah saat berpuasa dianjurkan agar nilai puasa kita tidak berkurang dimata Allah.Berikut Sunnah saat berpuasa :

Pertama, Menyegerakan Berbuka Puasa Ketika waktu magrib telah tiba atau waktu diperbolehkannya untuk berbuka puasa bagi semua muslim yang menjalankannya, maka dianjurkan untuk segera berbuka puasa didahulukan dari pada menjalankan ibadah-ibadah yang lainnya, termasuk diantaranya menjalankan ibadah sholat maghrib.

عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَا يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوااْلفِطْرَ. 
Diceritakan dari Sahal Ibn Sa’ad, Rasulullah s.a.w, bersabda:”manusia selamanya dalam kebaikan, selama ia menyegerakan berbuka puasa” (Hadits Shahih, riwayat al-Bukhari dan Muslim)

Kedua, Membaca Do’a Berbuka Puasa. Membaca do’a berbuka puasa sebelum membatalkan puasa itu perbuatan yang dianjurkan oleh nabi Muhammad s.a.w, sebagai mana sabdanya:

عَنِ ابْنِ عَمْرٍ كَانَ النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اِذَا اَفْطَرَ قَالَ اَللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ اَفْطَرْتُ ذَهَبَ الظَّمْاءُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوْقُ وَثَبَتَ الْاَجْرُ اِنْ شَاءَ اللهُ 

Diceritakan dari Ibnu Umar; Rasulullah s.a.w, apabila berbuka buasa, ia berdo’a: “wahai Tuhanku, karena Engkau aku berpuasa, dan atas rizkimu aku berbuka,maka sirnahlah rasa dahaga dan urat-uratku sekarang jadi basah, dan semoga pahala puasanya tetap kalau Engakau menghendaki. (Hadits Shahihm riwayat al-Bukhari dan Muslim)

Ketiga, Berbuka dengan Makan Buah Kurma atau Minum Air Putih. Berbuka puasa diawali dengan memakan buah kurma, dan apabila tidak menemukan buah kurma atau tidak memilikinya, maka dianjurkan untuk meminum air putih terlebih dahulu sebelum memakan dan minum yang lainnya.

عَنْ اَنَسٍ قَالَ كَانَ النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يُفْطِرُ عَلَى رُطَبَاتٍ قَبْلَ اَنْ يُصَلِّيَ فَاِنْ لَمْ تَكُنْ رُطَبَاتٌ فَعَلَى تَمْرَاتٍ فَاِنْ لَمْ تَكُنْ حَسَا حَسَوَاتٍ مِنْ مَاءٍ 
Dari Anas r.a; “Nabi s.a.w, apbila ia berbuka puasa denga kurma gemading, sebelum Beliau shalat, apabila tidak ditemukannya, ia berbuka dengan kurma biasa, kalau tidak ditemukannya, Beliau berbuka dengan beberapa teguk dari air putih”. ( Hadits Shahih, riwayat Abu Daud dan al-Tirmidzi)

Keempat, Makan Sahur Sesudah Tengah Malam. Makan sahur sesudah tengah malam, dengan maksud supaya menambah kekuatan ketika puasa.
عَنْ اَنَسٍ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : تَسَحَّرُوا فَاِنَّ فِى السُّحُوْرِ بَرَكَةٌ 
Dari Anas r.a; Rasulullah s.a.w, bersabda: “makan sahurlah kalian, karena sesungguhnya dalam sahur itu terkandung berkah”. (Hadits Shahih, riwayat al-Bukhari dan Muslim)

Kelima Mengakhirkan Sahur.  Sahur atau memakan sesuatu di malam hari dengan tujuan memperkuat diri untuk dapat menjalankan ibadah puasa keesokan harinya, maka dianjurkan mengakhirkannya sebelum waktu shubuh tiba.

عَنْ اَبِي ذَرٍّ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَا تَزَالُ اُمَّتِي بِخَيْرٍ مَااَخَّرُوا السَّحُوْرَ وَعَجَّلُوْا اَلْفِطْرَ 
Dari Abu Dzar r.a: Rasulullah s.a.w, bersabda: tidak akan hilang sifat kebaikan pada diri manusia, selama ia mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka puasa”. (Hadits Shahih, riwayat Ahmad)

Keenam, Meninggalkan Perkataan Jelek dan Jorok. Di saat menjalankan ibadah puasa, seorang muslim dianjurkan untuk tidak berkata-kata yang tidak bermanfaat, apalagi perkataan jelek dan jorok. Semisal berbohong, menghina orang lain, menggunjing kejelekan orang lain, memfitnah orang lain dsb.
Dan apabila ia dicaci maki oleh orang lain, maka ia dianjurkan untuk mengatakan “saya sedang berpuasa” sampai dua, tiga kali ucapan, menurut Imam Nawawi dalam kitab adzkarnya. Sedangkan menurut Imam Rafi’i, ia dianjurkan untuk mangatakannya dalam hati saja sebagai pengingat agar tidak terpancing emosi.
Dikutip dari : http://www.nu.or.id

Jumat, 31 Mei 2013

12 barisan manusia saat ditiup sangkakala

Dunia yang kita jalani sekarang suatu saat nanti pasti akan hancur dan semua manusia yang hancur akibat perihal tadi nantinya akan dibangkitkan oleh Allah untuk mempertanggungjawabkan apa yang kita lakukan didunia ini.Manusia yang sudah mati disaat sekarang mereka sedang menunggu datangnya hari kiamat dan kita yang masih hidup harus berusaha mengumpulkan sebanyak mungkin amal yang nantinya kita gunakan untuk mempertanggungjawabkan kegiatan kita dimuka bumi.

kiamat sugro

Pernah suatu ketika, Muaz bin Jabal ra menghadap Rasulullah saw dan bertanya: "Wahai Rasulullah, tolong uraikan kepadaku mengenai firman Allah SWT":
"Pada saat sangkakala ditiup, maka kamu sekalian datang berbaris-baris" (Surah an-Naba':18)

Mendengar pertanyaan itu, baginda menangis dan basah pakaian dengan air mata.
Lalu menjawab: 'wahai Muaz, engkau telah bertanya kepadaku, perkara yang amat besar, bahwa umatku akan digiring, dikumpulkan berbaris-baris. Maka dinyatakan apakah 12 barisan tersebut.
BARISAN PERTAMA
Digiring dari kubur dengan tidak bertangan dan berkaki. Keadaan mereka ini dijelaskan melalui satu seruan dari sisi Allah Yang Maha Pengasih:"Mereka itu adalah orang-orang yang sewaktu hidupnya menyakiti hati tetangganya, maka demikianlah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."

BARISAN KEDUA
Digiring dari kubur berbentuk babi hutan. Datanglah suara dari sisi Yang Maha Pengasih:"Mereka itu adalah orang yang sewaktu hidupnya meringan-ringankan sholat,maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."

BARISAN KETIGA
Mereka berbentuk keledai, sedangkan perut mereka penuh dengan ular dan kala jengking."Mereka itu adalah orang yang enggan membayar zakat, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."

BARISAN KEEMPAT
Digiring dari kubur dengan keadaan darah seperti air pancuran keluar dari mulut mereka."Mereka itu adalah orang yang berdusta di dalam jual beli,

BARISAN KELIMA
Digiring dari kubur dengan bau busuk dari bangkai. Ketika itu Allah SWT menurunkan angin sehingga bau busuk itu mengganggu ketenteraman di Padang Mahsyar."Mereka itu adalah orang yang menyembunyikan perlakuan durhaka takut diketahui oleh manusia tetapi tidak pula merasa takut kepada Allah SWT, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."

BARISAN KEENAM
Digiring dari kubur dengan keadaan kepala mereka terputus dari badan."Mereka adalah orang yang menjadi saksi palsu, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."

BARISAN KETUJUH
Digiring dari kubur tanpa mempunyai lidah tetapi dari mulut mereka mengalir keluar nanah dan darah."Mereka itu adalah orang yang enggan memberi kesaksian di atas kebenaran, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."

BARISAN KEDELAPAN
Digiring dari kubur dalam keadaan terbalik dengan kepala ke bawah dan kaki ke atas. "Mereka adalah orang yang berbuat zina, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."

BARISAN KESEMBILAN
Digiring dari kubur dengan berwajah hitam gelap dan bermata biru sementara dalam diri mereka penuh dengan api gemuruh. "Mereka itu adalah orang yang makan harta anak yatim dengan cara yang tidak sebenarnya, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."

BARISAN KESEPULUH
Digiring dari kubur mereka dalam keadaan tubuh mereka penuh dengan penyakit sopak dan kusta. "Mereka adalah orang yang durhaka kepada orang tuanya, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."

BARISAN KESEBELAS
Digiring dari kubur mereka dengan berkeadaan buta mata-kepala, gigi mereka memanjang seperti tanduk lembu jantan, bibir mereka melebar sampai ke dada dan lidah mereka terjulur memanjang sampai ke perut mereka dan keluar beraneka kotoran."Mereka adalah orang yang minum arak, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."

BARISAN KEDUA BELAS
Mereka digiring dari kubur dengan wajah yang bersinar-sinar laksana bulan purnama. Mereka melalui titian sirat seperti kilat. Maka, datanglah suara dari sisi Allah Yang Maha Pengasih memaklumkan:"Mereka adalah orang yang beramal saleh dan banyak berbuat baik. Mereka menjauhi perbuatan durhaka, mereka memelihara sholat lima waktu,ketika meninggal dunia keadaan mereka sudah bertaubat, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah syurga, mendapat ampunan, kasih sayang dan keredhaan Allah Yang Maha Pengasih..."

Semoga kita semua di shaf yang Ke-12 yang mendapat rahmat dari Allah SWT.Amin ya Rabbal Alamin

Kamis, 30 Mei 2013

Kelompok manusia yang doanya pasti dikabulkan oleh Allah SWT

Doa adalah suatu hal dimana kita melakukan permintaan kepada Allah SWT.Didalam agama Islam,doa merupakan suatu bukti bahwa semua umat manusia termasuk anda dan saya sendiri membutuhkan Allah SWT.Meskipun kita dapat melakukan usaha sendiri untuk mencapai sesuatu,tapi tetap saja doa diperlukan agar apa yang kita capai mendapat ridho dari-Nya.
doa agar dikabulkan
Doa yang disampaikan oleh manusia mempunyai prioritas yang sama antar manusia itu sendiri.Belum tentu doa seorang pejabat lebih didahulukan untuk dikabulkan daripada doa orang lain.Dan jika doa anda belum terkabulkan,itu berarti ada kemungkinan yang bisa terjadi.Mungkin saja permintaan anda terlalu berlebihan dan mungkin saja nantinya anda tidak bisa mempertanggungjawabkan doa yang dikabulkan tadi.Jadi,mintalah sesuatu yang wajar kepada Allah agar doa anda dapat dikabulkan.

Seperti yang saya jelaskan tadi,tidak semua doa dapat dikabulkan oleh Allah terutama dalam waktu singkat.Tapi ada beberapa hadis yang menunjukkan kelompok manusia yang doanya pasti dikabulkan berdasarkan riwayat Imam Shadiq as :

1.Imam Shadiq as berkata : "Ada tiga kelompok manusia yang doanya dikabulkan.Orang yang pergi ke haji dan perhatikan bagaimana ia memperlakukan orang-orang yang ditinggalkannya.Kedua orang yang berjihad di jalan Allah dan perhatikan bagaimana ia memperlakukan orang-orang yang ditinggalkannya.Ketiga orang yang sakit dan jangan membuatnya marah dan sakit hati."
2.Imam Shadiq as berkata : "Ayahku berkata,Lima doa yang pasti dikabulkan Allah Swt; Doa imam yang adil, doa orang yang terzalimi, dimana Allah Swt berfirman, "Saya akan membalas dendam terhadap orang yang zalim, sekalipun telah lewat waktunya, doa anak saleh untuk orang tuanya, doa ayah saleh untuk anaknya dan doa seorang mukmin untuk saudaranya, Allah Swt berfirman, ‘Dan untukmu sepertinya', engkau mendapatkan sama seperti yang didoakan kepadanya."
3.Imam Shadiq as berkata : "Setiap orang yang berdoa untuk 40 orang mukmin sebelum mendoakan dirinya dan setelah itu berdoa untuk dirinya, maka doanya pasti dikabulkan."
4.Imam Shadiq as berkata : "Takutlah akan doa orang yang dizalimi yang dapat naik ke atas mencapai Allah Swt menembus halangan awan dan tabir. Allah Swt berfirman, ‘Naikkan doa itu agar Aku mengijabahinya', dan takutlah akan kutukan seorang ayah, karena doanya lebih tajam dari mata pedang."
5.Imam Shadiq as menukil dari Rasulullah Saw bersabda, "Tidak ada doa yang lebih cepat dikabulkan oleh Allah Swt dari doa orang yang tidak ada di tempat untuk orang lain yang tidak ada di tempatnya.
Berdasarkan riwayat diatas dapat disimpulkan bahwa ada 12 kelompok manusia yang doanya pasti dikabulkan :
1.Seseorang yang pergi haji
2.Seseorang yang jihad di jalan Allah
3.Seseorang yang sakit
4.Imam yang adil
5.Doa orang yang dizalimi
6.Doa anak saleh untuk orang tuanya
7.Doa ayah yang saleh untuk anaknya
8.Doa seorang mukmin untuk saudaranya
9.Seseorang yang mendoakan 40 orang mukmin sebelum berdoa untuk dirinya.
10.Doa orang yang berpuasa hingga berbuka
11.Doa orang yang berumrah hingga kembali ke daerahnya
12.Doa seseorang yang tidak ada di tempatnya untuk orang lain yang tidak ada di tempatnya
Bagaimana,apakah anda termasuk dalam kelompok manusia diatas?Semoga,doa yang kita hantarkan dapat segera dikabulkan oleh Allah SWT.

Sumber gambar : sepatukecil.blogspot.com
Terinspirasi dari artikel http://indonesian.irib.ir/