sumber : http://elvirawihardjan.wordpress.com |
Hal ini disampaikan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam :
رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الجُوْعُ وَالعَطَشُ
“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga.” (HR.Ath Thobroniy dalam Al Kabir dan sanadnya tidak mengapa.Syaikh Al Albani dalam Shohih At Targib wa At Tarhib no.1084 mengatakan bahwa hadits ini shohih ligoirihi -yaitu shohih dilihat dari jalur lainnya-)
Kebanyakan puasa menjadi sia-sia karena kurangnya pengetahuan tentang puasa itu sendiri karena yang ia ketahui puasa itu hanyalah menahan haus dan lapar dari terbit fajar sampai matahari terbenam.
berikut beberapa hal yang membuat puasa menjadi sia-sia :
1 Berkata dusta ( berbohong,tidak jujur ).
Dari Abu Hurairah,Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya,maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR.Bukhari no.1903)
Jadi percuma saja kita berpuasa kalaupun kita masih tidak jujur baik perkataan maupun dalam bekerja.Karena dengan demikian puasa kita akan menjadi sia-sia dan tidak bernilai pahala akibat dari kebohongan dan ketidakjujuran kita.
2 Berkata kotor
Dari Abu Hurairah,Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ الأَكْلِ وَالشَّرَبِ ، إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ ، فَإِنْ سَابَّكَ أَحَدٌ أَوْ جَهُلَ عَلَيْكَ فَلْتَقُلْ: إِنِّي صَائِمٌ ، إِنِّي صَائِمٌlagwu : perkataan sia-sia
“Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja.Akan tetapi,puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan lagwu dan rofats.Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu,katakanlah padanya,“Aku sedang puasa,aku sedang puasa”.” (HR.Ibnu Majah dan Hakim.Syaikh Al Albani dalam Shohih At Targib wa At Tarhib no.1082 mengatakan bahwa hadits ini shohih)
rofats : perkataan kotor/jelek
Apa yang dimaksud dengan lagwu? Dalam Fathul Bari (3/346),Al Akhfasy mengatakan,
اللَّغْو الْكَلَام الَّذِي لَا أَصْل لَهُ مِنْ الْبَاطِل وَشَبَههLalu apa yang dimaksudkan dengan rofats? Dalam Fathul Bari (5/157),Ibnu Hajar mengatakan,
“Lagwu adalah perkataan sia-sia dan semisalnya yang tidak berfaedah.”
وَيُطْلَق عَلَى التَّعْرِيض بِهِ وَعَلَى الْفُحْش فِي الْقَوْلAl Azhari mengatakan,
“Istilah Rofats digunakan dalam pengertian ‘kiasan untuk hubungan badan’ dan semua perkataan keji.”
الرَّفَث اِسْم جَامِع لِكُلِّ مَا يُرِيدهُ الرَّجُل مِنْ الْمَرْأَة
“Istilah rofats adalah istilah untuk setiap hal yang diinginkan laki-laki pada wanita.” Atau dengan kata lain rofats adalah kata-kata porno.
Dizaman sekarang,kata-kata kotor bagi sebagian orang sangat mudah sekali untuk diucapkan.maka dari itu kita sebagai umat Muslim haruslah mampu menjaga perkataan di saat berpuasa.
3 Jauhi Pula Berbagai maksiat
Ingatlah bahwa puasa bukanlah hanya menahan lapar dan dahaga saja,namun hendaknya seorang yang berpuasa juga menjauhi perbuatan yang haram.Perhatikanlah petuah yang sangat bagus dari Ibnu Rojab Al Hambali berikut:
“Ketahuilah,amalan taqarrub (mendekatkan diri) pada Allah ta’ala dengan meninggalkan berbagai syahwat yang mubah ketika di luar puasa (seperti makan atau berhubungan badan dengan istri,-pen) tidak akan sempurna hingga seseorang mendekatkan diri pada Allah dengan meninggalkan perkara yang Dia larang yaitu dusta,perbuatan zholim,permusuhan di antara manusia dalam masalah darah,harta dan kehormatan.” (Latho’if Al Ma’arif,1/168,Asy Syamilah)Jabir bin ‘Abdillah menyampaikan petuah yang sangat bagus:
“Seandainya kamu berpuasa maka hendaknya pendengaranmu,penglihatanmu dan lisanmu turut berpuasa dari dusta dan hal-hal haram serta janganlah kamu menyakiti tetangga.Bersikap tenang dan berwibawalah di hari puasamu.Janganlah kamu jadikan hari puasamu dan hari tidak berpuasamu sama saja.” (Lihat Latho’if Al Ma’arif,1/168,Asy Syamilah)Itulah sejelek-jelek puasa yaitu hanya menahan lapar dan dahaga saja,sedangkan maksiat masih terus dilakukan.Hendaknya seseorang menahan anggota badan lainnya dari berbuat maksiat.Ibnu Rojab mengatakan,
أَهْوَنُ الصِّيَامُ تَرْكُ الشَّرَابِ وَ الطَّعَامِItulah puasa kebanyakan orang saat ini.Ketika ramadhan dan di luar ramadhan,kondisinya sama saja.Maksiat masih tetap jalan.Betapa banyak kita lihat para pemuda-pemudi yang tidak berstatus sebagai suami-istri masih saja berjalan berduaan.Padahal berduaan seperti ini telah dilarang dalam sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,namun hal ini tidak diketahui dan diacuhkan begitu saja oleh mereka.
“Tingkatan puasa yang paling rendah hanya meninggalkan minum dan makan saja.”
Dari Ibnu Abbas,Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ إِلاَّ مَعَ ذِى مَحْرَمٍRasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
“Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita kecuali jika bersama mahramnya.” (HR.Bukhari,no.5233)
أَلاَ لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ لاَ تَحِلُّ لَهُ ، فَإِنَّ ثَالِثَهُمَا الشَّيْطَانُ ، إِلاَّ مَحْرَمٍApalagi dalam pacaran pasti ada saling pandang-memandang.Padahal Nabi kita –shallallahu ‘alaihi wa sallam- telah memerintahkan kita memalingkan pandangan dari lawan jenis.Namun,orang yang mendapat taufik dari Allah saja yang bisa menghindari semacam ini.Dari Jarir bin Abdillah,beliau mengatakan,
“Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita yang tidak halal baginya karena sesungguhnya syaithan adalah orang ketiga di antara mereka berdua kecuali apabila bersama mahromnya.(HR.Ahmad no.15734.Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan hadits ini shohih ligoirihi –shohih dilihat dari jalur lain-)
سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ نَظَرِ الْفُجَاءَةِ فَأَمَرَنِى أَنْ أَصْرِفَ بَصَرِى.Kalau di luar Ramadhan,perbuatan maksiat semacam ini saja jelas-jelas dilarang maka tentu di bulan Ramadhan lebih tegas lagi pelarangannya.
Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang pandangan yang cuma selintas (tidak sengaja).Kemudian Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan kepadaku agar aku segera memalingkan pandanganku.(HR.Muslim no.5770)
Bagaimana?apakah selama anda berpuasa masih melakukan 3 hal tersebut?jika ia maka perbaikilah puasa anda nantinya untuk kedepan dan puasa disini dimaksudkan bukan hanya puasa pada bulan ramadhan namun untuk puasa lainnya seperti puasa sunat.
dikutip dari http://muslim.or.id/ramadhan/janganlah-buat-puasamu-sia-sia.html dengan sedikit perubahan